Jumat, 04 November 2016

kosep dasar media pembelajaran

A.
 
KONSEP DASAR MEDIA PEMBELAJARAN
Definisi media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah, perantara atau pengantar”. Dalam bahasa Arab,
media adalah perantara atau pengantar pesan daripengirim kepada penerima pesan.Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media ada dua bagian, yaitu arti sempit dan artiluas. Dalam arti sempit, bahwa media itu berwujud: grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi. Dalam arti luas,yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap baru.AECT (Association of Education and Comunication Technology, 1997) memberi batasantentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesanatau informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalamlingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Berbeda dengan itu, AsosiasiPendidikan Nasional (National Education Association/ NEA) memberikan batasan bahwa mediaadalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Mediaadalah medium yang digunakan untuk membawa/ menyampaikan sesuatu pesan, di manamedium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengankomunikan (Blake and Haralsen). Jadi, media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yangberfungsi sebagai perantara/ sarana/ alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar).Definisi belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang danberlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti (Sadiman, dkk., 1996:Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.(Gredler, 1994: 1). Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasilpengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisamelaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada oranglain (Pidarta, 2000: 197). Dengan demikian belajar menuntut adanya perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman (Mayer, 1982: 1040dalam Seels & Richey, 2000: 13). Dalam kegiatan pembelajaran tidak dapat dilakukansembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisabertindak secara tepat (Dimyati & Mudjiono, 2002: 41-42).Belajar adalah suatu proses yang kompleks. Tiap orang mempunyai ciri yang unik untuk belajar. Hal itu terutama disebabkan oleh efisiensi mekanisme penerimaannya dan kemampuantanggapannya. Seorang pelajar yang normal akan dapat memperoleh pengertian dengan caramengolah rangsangan dari luar, yang ditanggapi oleh indranya, baik indra penglihatan,pendengaran, penciuman, perasa maupun peraba. Semakin baik tanggapan seseorang tentang
 
sesuatu objek, orang, peristiwa atau hubungan, semakin baik pula hal tersebut dapat dimengertidan diingat (Miarso, 1984: 111).Dalam pandangan konstruktivisme, belajar adalah menyusun pengetahuan daripengalaman konkret, aktivitas kolaborasi, dan refleksi serta interpretasi. Proses belajar padahakikatnya terjadi dalam diri peserta didik yang bersangkutan, walaupun prosesnya berlangsungdalam kelompok, bersama orang lain.
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “ menyampaikan pikiran, dengan
demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secarabermakna melalui pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalammemanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik (Sadiman, dkk., 1986: 7).Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha mengelolalingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisitertentu (Miarso, 2004: 528).Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar pesertadidik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disususn sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal(Gagne dan Briggs, 1979: 3).Pembelajaran adalah segala upaya untuk menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuanpembelajaran dapat dipermudah (facilitated) yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi prosesbelajar pada diri peserta didik.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah saranakomunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajaransecara efektif dan efisien, serta tujuanpembelajaran dapat dicapai dengan mudah.Jadi tugas media bukan sebagai sekedar mengkomunikasikan hubungan antara pengajardan murid namun lebih dari itu media merupakan bagian integral yang saling berkaitan antarakomponen yang lain yang saling berinteraksi dan mempengaruhi.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar